Oleh : Drs, H Toto warsito, M. Ag.
Tugas guru begitu berat, tidak cukup hanya menguasai materi pelajaran saja. Tapi guru harus mampu mengembangkan kemampuan pedagogi, psikologi, dan juga karakter. Sebab, sebagai pendidik, guru bertanggung jawab untuk membentuk karakter anak didik.
Hal ini tidak bisa hanya dicapai dengan penguasaan materi pelajaran saja, tetapi juga perlu kepekaan dan kepedulian untuk memahami kondisi dan situasi anak didik. Selain itu, keberhasilan guru dalam mendidik juga sangat bergantung pada pendekatan atau metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu memilih dan mengaplikasikan metode yang sesuai dengan karakteristik anak didik, sehingga anak didik dapat menyerap materi pelajaran dengan baik.
Dalam era digital seperti sekarang ini, guru juga harus mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung proses pembelajaran. Anak didik yang tumbuh di era digital cenderung lebih terbiasa dengan media sosial dan gadget. Maka sebagai guru, harus mampu menyesuaikan diri dengan kebiasaan anak didik, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran.
Namun, di balik semua itu, sebagai seorang guru, tidak cukup hanya membantu anak didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Tugas guru juga mengajarkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak didik. Guru menjadi sosok yang sangat penting dalam membentuk karakter anak didik agar tumbuh menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab.
Sebagai utusan Allah, guru harus memiliki kesadaran bahwa apa yang diajarkan kepada anak didik tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan materi, tetapi juga untuk menyatukan anak didik dengan tujuan kehidupan yang lebih tinggi.
Dalam hal ini, syariat dan hakikat mendidik saling terkait dalam membentuk karakter dan kepribadian anak didik. Syariat menjadi alat bagi guru untuk melakukan tugas administratif dan mengembangkan kemampuan pedagogi, psikologi, dan teknologi informasi. Sedangkan hakikat mendidik menjadi tujuan akhir dalam membentuk karakter anak didik agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia.
Dalam menghadapi tantangan saat mendidik, guru harus memahami dan menerapkan prinsip syariat dan hakikat mendidik secara seimbang. Guru harus memperjuangkan hak anak didik seperti hak untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, hak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan atau penindasan, hak untuk mendapat keadilan dan lain sebagainya.
Namun, di sisi lain, guru juga harus memahami hak dan kewajiban sebagai pendidik. Guru harus secara serius mengimplementasikan nilai-nilai agama dan moral kepada anak didik, menjadi teladan yang baik dalam bertindak dan berperilaku.
Kita sebagai guru tidak boleh melupakan hakikat mendidik yang sebenarnya, yaitu membentuk karakter dan kepribadian anak didik agar menjadi individu yang bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan.
Dalam mengejar tujuan hakikat mendidik ini, guru harus bekerja dengan hati, peduli dan sabar untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai guru. Syariat dan hakikat mendidik dapat saling mengisi dan melengkapi satu sama lain, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai penutup, kita sebagai guru harus memperkuat perilaku-agama kita, makin banyak amaliah kita, makin berkembang-kualitas-anak didik kita. Jangan hanya mengurus administrasi, TPG, sertifikasi, tingkatkan kesadaran kita sebagai pendidik yang diutus Allah untuk mengajarkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak didik.**
Red.